Senin, 06 Januari 2014

Yakin Cuma Dia ??? 2

        Seperti yang sudah di rencanakan kemaren, tapi sebelumnya Ifan pergi ke depan lapangan voli untuk menemui Amril. Setelah agak lama menunggu akhirnya Amril datang juga,
   "ngapain sih pake acara ketemu di sini segala?"
   "udahlah, loe ikut gue aja"
Ifan langsung menarik tangan Amril dan membawanya ke tempat latihan futsal nanti. Di sana mereka sudah di tunggu yang lain. Amril merasa agak malu soalnya di sana juga ada Arok, cowok yang dia idamkan selama ini. Dan ketika ia melihat ke arah Arok, ia menghampirinya. dag dig dug
   "loe kok ikut di sini sih?"
   "e,,,,anu,,,tadi,,,,gue di ajak Ifan"
   "o gitu. moga betah ya? kita latihannya agak lama"
   "iya." lalu Arok pergi gabung dengan yang lain.
tak lama kemudian Ifan nyamperin Amril yang masih senyam-senyum sendiri,
   "gimana? jadi ketemu kan sama Arok?"
   "iya sih, tapi gue kan jadi malu"
   "malu kenapa?"
   "ya nggak enak aja, thanks ya Fan"
   "halah,, biasa aja kale. gue latihan dulu ya?"
Ifan pun langsung menyusul latihan futsal. Amril berusaha menjadi supporter di situ. Walaupun cuma dia sendirian, tapi suasana cukup rame.
       Saat mengetahui kalau Amril suka sama Arok, Ernil jadi agak renggang hubungannya dengan Amril. Karena sekarang Amril lebih sering main sama Ifan, Mamad, Arok, Ardy, Arai dan Galang tentunya. Ernil lebih memilih menghabiskan waktunya untuk keluar masuk perpustakaan. Melihat kegiatan Ernil yang seperti itu, Arai malah jadi simpati sama dia. Hingga suatu hari saat Ernil mau masuk ke perpustakaan, Arai cepat-cepat mengambil buku yang banyak dan berniat membawanya ke meja perpustakaan. Begitu Ernil masuk, pintunya menabrak Arai hingga bukunya berantakan. Ernil pun buru-buru memberesi bukunya yang berantakan di lantai.
   "duh,, maaf deh. tadi gue nggak liat"
   "nggak apa-apa kok, makasih udah bantu"
   "emangnya mau buat apa sih bawa buku banyak gini?"
   "sebenernya cuma mau cari 1 buku, tapi nggak tau mana yang gue cari"
lalu mereka membawa buku tersebut ke meja,
   "emang kamu cari buku apa?"
   "gue nyari buku paket yang kemaren"
   "o yang pelajaran sejarah kemaren?"
   "iya, loe tau nggak?"
   "itu udah gue pinjem. kalau loe mau belajar, di rumah aku aja"
   "boleh deh kalau gitu. jadi nanti pulangnya bareng dong?"
   "boleh sih," kata Ernil sambil senyum malu
   "ya udah, entar kamu aku boncengin aja. gimana?"
   "boleh," kata Ernil sambil mengangguk
Arai langsung melompat riang, nggak nyangka bakal semudah gitu ngajak Ernil pulang bareng. melihat temannya yang kegirangan, Ardy dan Mamad pun penasaran. Langsung dihampiri si Arai,
   "hei! ngapain loe?" kata Ardy
   "gue.......nggak apa-apa kok"
   "halah bohong loe. nggak apa-apa kok apa-apa" imbuh Mamad
   "beneran gue nggak apa-apa,"
   "udahlah, masak seneng nggak bagi-bagi" rayu Ardy
   "eit! yang ini nggak bisa dibagi-bagi"
   "emang apa sih? kok nggak bisa dibagi," kata Ardy masih kepo
   "gue entar pulang bareng Ernil"
   "ha?! pulang bareng Ernil?!" kata Ardy dan Mamad serentak
   "ya iya, kenapa emang?"
   "ya, nggak nyangka aja, loe bisa ngajak dia pulang bareng"
   "bener loe Dy, gue yang 1 kelas dari dulu aja nggak berani ngajak dia pulang bareng," kata Mamad sampai manyun gitu.
   "biasa aja kale, Mad." kata Ardy yang agak terganggu dengan muka Mamad
   "ya udah, gue cabut dulu, dagh" kata Arai sambil ngacir
   "yaelah, dasar Arai. cabut yuk!" ajak Ardy ke Mamad
   "cabut kemana?"
   "ke kantin lah, masak ke rumah loe?"
Ardy langsung nyelonong duluan dan Mamad cepat-cepat mengikuti Ardy yang sudah agak jauh di depan sana.
       Melihat Ernil sudah pulang dengan Arai, Amril pun mendapat kesempatan untuk mangkal di depan gerbang sekolah. Kali aja Arok pulang sendirian terus ngajakin dia pulang bareng. Benar saja, tak lama gerombolan Arok datang. mereka bergaya dengan motor mereka masing-masing dan seperti yang di harapkan, Arok menghampirinya.
   "Arok, kita duluan ya?" kata Ardy yang diikuti Galang, Ifan dan Mamad.
   "iya deh, ati-ati bro" kata Arok sambil melambaikan tangan
   "kok kamu nggak bareng mereka sih?" kata Amril malu-malu
   "kan gue mau nganter loe dulu" kata Arok dengan senyum
   "nganterin aku?" kata Amril masih linglung
   "ya iya, boleh kan?"
   "ya boleh sih," kata Amril malu banget
   "ya udah, buruan naik" kata Arok lalu menyetarter motornya.
   "pelan-pelan aja ya?"
   "pegangan," kata Arok sambil melajukan motornya agak cepat, Amril pun pegangan erat.





to be continue,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar