Akhirnya Angga sampai di sebuah tempat yaitu halaman belakang sekolah. Shalsa lalu berhenti, Angga menoleh,
"loe tadi diapain sama Galang?"
"nggak diapa-apain kok, loe kenapa sih sewot banget?"
"mana ada sih? cowok naksir cewek yang maw diajak ngomong langsung diserobot cowok lain nggak cemburu?"
"iya gue ngerti, tapi nggak usah berlebihan gitu dong"
"Shal, itu berati gue beneran sayang sama loe. gue perhatian sama loe"
"oke oke, gue minta maaf. sekarang loe mau ngomong apa?"
Angga langsung mendekat dan memegang kedua tangan Shalsa. dan Shalsa paham akan hal itu.
Esoknya saat baru saja Ernil masuk dan duduk, Galang tiba-tiba duduk disampingnya. Ernil pun kaget, kenapa Galang duduk disampingnya. namun Galang hanya diam. karena penasaran, Ernil pun angkat bicara.
"ngapain duduk sini?"
"pengen aja. nggak boleh?"
"itu terserah aja. kalau nyaman, kenapa enggak?"
"loe marah sama gue?"
"soal apa?"
"sebenernya gue tu, gue tu, ......."
"apa? ngomong yang jelas dong"
"gue tu cuma pengen kita temenan aja,"
"jadi gue nggak boleh suka sama loe?"
"bukan gitu, maksudnya....."
"ya gue ngerti. lagian gue juga cuma suka, nggak ngarep balasan lebih dari loe. tapi harusnya loe juga pikirin dong perasaan gue,"
"ya gue tau, gue juga........"
"loe juga suka sama Mimi, dan gue cuma ngefans sama loe yang terlalu ngarep. ok, mulai saat ini, gue gak bakal ngarep sama loe. makasih udah jadi temen gue" kata Ernil sambil pergi.
Galang hanya duduk memandang kepergian Ernil. dan tak berapa lama, Angga masuk bersama Shalsa.
"Ngga makasih ya, udah ngertiin perasaan aku."
"apa yang nggak sih buat kamu?"
"halah. eh, Ngga, aku keluar dulu ya? mau nemuin Ernil dulu. kasian dia, udah cintanya bertepuk sebelah tangan, ditambah kehilangan temen baiknya"
"semoga aja Ernil sabar ya?"
"ya udah, aku keluar dulu ya?"
Shalsa lalu keluar dan Angga mendekati Galang,
"ngapain loe disini?"
"bukan urusan loe,"
"salah loe juga kan, nembak cewek yang jelas-jelas sahabat Ernil sendiri, cewek yang suka sama loe. sekarang loe mau ngapa?"
"terserah gue dong, hidup-hidup gue"
"keputusan Ernil bagus ya? ternyata loe cuma mikir hidup loe sendiri. pantes aja kalau dia sampai sakit hati."
"mending loe pergi dari sini,"
"nggak loe suruh gue juga bakal pergi. ini bukan kelas gue"
Angga pun pergi. Galang masih jengkel atas perlakuan tadi, nggak terima.
Shalsa mendekati Ernil yang sedang duduk di depan kantin. ia memandang ke arah lapangan. Shalsa duduk di sebelahnya dan menggapai pundaknya,
"sabar Nil, move on aja lah"
"nggak bisa Shal, udah gue coba. tetep aja gagal"
"trus mau gimana? loe jangan nyakitin perasaan loe sendiri"
"gue nggak tau. gue bingung"
Shalsa tidak bisa berbuat apa-apa, ia kembali mengelus-elus pundak Ernil yang kelihatan sedih.
cerita masih bersambung,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar